Ternyata nyaliku ga setegar omonganku, ketika kata itu
terlontar dari mulutnya,, pada mulanya aku biasa saja, tapi sekarang?? Aku kehilangan
separuh hatiku..
Ya mungkin karena keegoisanku yang mengantarkanku pada
keadaan yang seperti ini. Keadaanan yang semua lelaki pasti ga mau menerimanya
dengan lapang dada. Tapi aku punya alasan yang kuat mengapa melakukan hal ini. Aku
ga ingin salah pilih, semuanya ga bisa diputuskan secara spontan karena ini
menyangkut masa depan. Pacaran bukan lagi orientasiku, tetapi menjalin hubungan
yang lebih serius adalah yang utama.
Aku terpesona dengan parasnya, ya kuakui itu. Senyuman itu
masih membekas di ingatan. Masih teringat segar obrolan ringan di desa itu, di
depan ruang itu, di dieng, di toga mas, di matos, di kayunyun, di mog, dan
berakhir di warna-warni. Kenangan-kenangan yang akan menjadi kenangan manis
untukku.
Aku suka padanya..
Aku peduli padanya..
Aku ingin mengenalnya lebih dekat lagi..
Namun,, aku masih belum bisa menerima kehidupannya yang
berbeda 180 derajat dengan kehidupanku.
Rasa di hatinya yang semakin memudar karena pola pikirku
yang terlalu panjang, ya inilah yang membuat semuanya semakin rumit. Sebenarnya
keyakinanku kepadanya sudah semakin meningkat, tinggal menunggu waktu aja aku
meng “iya” kan semua permintaannya, tapi ternyata keadaan berkata lain dan aku
pun tak bisa memaksakan hal itu.
Rasa suka, sayang, jengkel, rindu, semuanya bercampur aduk
bersama alur pikirku yang semakin ga jelas.
Restu orang tua juga sudah ditangan.
Sudah mulai ku mengungkap siapa sosoknya di depan
teman-temanku. Sudah mulai ku membuka diri kepada teman-temannya.
Ya,, dialah lah yang mengisi pikiranku selama ini.
Rasa sayangku masih ada untuknya.
Aku sayang kepadanya.
(Rabu, 28 Maret 2012 -17.40- )
mbaaakk....daleeemnyaaaa...aku pengen nangis mbak baca tulisan2e samean...huhhuhu
BalasHapusmbak dilaaa
BalasHapusPean dapat award loohh... :)
Silakan lihat di http://henipupu.blogspot.com/2012/09/my-award.html